berita blockchain - Teknologi blockchain lambat laun sudah menjangkau lebih banyak perusahaan, tidak cuma teknologi isu, tetapi industri lain. Karena, teknologi ini sanggup memudahkan perusahaan mencatat data dalam metode yang aman tanpa server terkonsentrasi.
Salah satu perusahaan yang tetap terjun di teknologi blockchain merupakan Blockchain Zoo, yang menjadi satu-satunya perusahaan konsultan teknologi isu dari Asia Tenggara yang masuk dalam daftar global dari Gartner.
Upaya untuk terus memberi tahu blockchain juga diutarakan CEO & Chairwoman Blockchain Zoo, Pandu Sastrowardoyo. Dikala mengisi Konferensi Big Data Indonesia 2018, dia mengatakan blockchain bisa digunakan melaksanakan agregasi data yang bisa dikuasai.
"Bila menerapkan blockchain, data dapat teragregasi, dapat terkumpul, tetapi tak dimiliki oleh yang mengumpulkan, namun konsisten berada di pemilik data," tuturnya dikala memberikan paparan di Konferensi Big Data sebagian waktu lalu.
Lebih lanjut dia mengatakan, penyimpanan data akan sungguh-sungguh aman jikalau menerapkan blockchain karena data akan dienkripsi lebih dahulu dalam satu blok. Sesudah itu, dibagikan ke blok yang lain untuk dienkripsi lagi, semacam itu seterusnya.
Perusahaan atau institusi yang menerapkan teknologi blockchain, data yang sudah tersimpan tak bisa diubah. Sebab itu, data dipastikan akan konsisten aman. Padahal data tidak bisa diubah, masih bisa diperbarui apabila terdapat pembaruan.
"Progres ada lapisan kronologis, data sebelumnya konsisten ada dan akan ditambahkan dengan data baru. Jadi, meski ada pembenaran, data yang lama akan konsisten ada. Justru baik, seperti contohnya untuk sejarah medis," tuturnya.
Karena enkripsi berlapis itu sungguh-sungguh penting penting dalam menghindari pengubahan data secara ilegal. Karena, apabila hal itu terjadi tentu saja bisa merugikan pihak pemilik data.
Bidik Industri Perbankan, Blockhain Zoo Gandeng OJK
Daerah mengobrol di Konferensi Big Data Indonesia 2018, Pandu juga sebagian kali mengisi kesibukan yang berkaita dengan blockchain. Salah satunya merupakan arena yang digelar bersama Otoritas Jasa Keuangan.
Blockchain Zoo bersama OJK melaksanakan pelatihan ke sebagian Bank Pembangunan Kinerja (BPD) dalam acara bertajuk ‘Pelatihan Pengelolaan Lembaga Ia Keungan’ di Jakarta yang digelar tahun lalu.
Pandu mengatakan, teknologi blockchain bisa memberikan transparansi dan efisiensi. Saya mengukur teknologi ini mempunyai banyak kelebihan.
"Kami merupakan perusahaan konsultan teknologi yang hanya konsentrasi pada blockchain consulting, jadi tak sama sekali bermain di cryptocurrency dan trading," ujar Pandu terhadap Tekno Liputan6.com dalam keterangan tertulisnya.
”Sekiranya mengambil figur, L/C (Letter of Credit). Transaksi yang dikerjakan bank antar-negara, pada prinsipnya dokumen mesti dicek antar-pihak sebelum ke pihak penerima," paparnya.
"Hal itu tentu saja memakan waktu bertransaksi, kecuali itu juga ada kemungkinan penyelewengan. Belum lagi tarif yang mesti dikeluarkan. Seandainya diperhatikan, karenanya akan ditemukan issue trust, waktu, dan tarif. Dengan teknologi ini, berita-berita di atas bukanlah menjadi kekhawatiran lagi,” terangnya menambahkan.
Dengan demikian, Pandu melanjutkan, apabila ada sebuah bank mengadopsi teknologi blockchain, cost deduct-nya sungguh-sungguh besar sekali serta jauh lebih aman.
"Seandainya selama ini segala data terkoneksi di satu server di mana segala data bertumpu divisi IT, dengan teknologi blockhain justru memungkinkan segala divisi bisa mengaudit. Jadi, masing-masing divisi memiliki server sendiri yang diikat menjadi satu oleh blockhain sehingga bisa mendeteksi perbedaan data atau penyelewengan,” tuturnya.
Blockchain dan IoT Jadi Ilustrasi Teknologi Tahun Ini
Gartner memperkirakan belanja indsutri Teknologi Dunia (TI) pada tahun ini menempuh US$ 3,7 triliun, naik 4,5 persen dari 2017. Sejumlah teknologi baru populer seperti blockchain, Berdasarkan of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI), akan menjadi unsur penunjang belanja industri TI.
Research Vice President Gartner, John-David Lovelock, meyakini teknologi terbaru menjadi unsur penunjang belanja industri TI pada 2018. Perusahaan-perusahaan beralih dari pelbagai proyek big data (mengumpulkan, mengorganisir dan menelaah banyak data) ke AI.
AI akan menolong perusahaan mengotomatisasi tugas dan membebaskan manusia dari profesi yang bersifat pengulangan dan sungguh-sungguh kompleks. Perusahaan-perusahaan akan terutamanya dulu menargetkan proyek AI untuk consumer service (pelayanan konsumen), pemasaran dan penjualan. Pelbagai Lovelock, segala zona hal yang demikian akan menolong menghasillkan pendapatan.
Digital proyek IoT juga yaitu komponen dari belanja TI pada tahun ini. IoT merupakan proyek "meletakkan" sensor dan aplikasi ke dalam pelbagai obyek atau benda, mulai dari kamera keamanan sampai mesin cuci. IoT akan menjadi komponen penting dalam zona industri seperti manufaktur dan logistik.
Teknologi populer lain pada tahun ini merupakan blockchain. Terlepas dari relasi dengan Bitcoin dan mata uang virtual lain, teknologi blackchain mulai menerima banyak perhatian dari perusahaan-perusahaan swasta.
Blockchain menjadikan sebuah buku besar yang aman, permanen dan terdistribusi. Buku besar di sini mempunyai arti seperti basis data global online yang dapat disimpan di pelbagai daerah, sehingga perusahaan-perusahaan dapat saling bertransaksi dengan aman secara seketika, tanpa perantara. Transaksi ini meliputi pembayaran global, rantai suplai dan berjualan secara komputerisasi.
Ada banyak perusahaan teknologi yang menawarkan aplikasi blockchain termasuk IBM, Microsoft, Ripple dan Kecuali Asset Holding. Daerah itu juga ada yang dioptimalkan oleh konsorsium seperti Hyperledger yang ditunjang Llinux Foundation dan R3.
Sumber: blockchain indonesia